1. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KERAJAAN
TURKI USMANI

Negeri Anatolia (asia kecil) dahulu
sebelum islam merupakan kerajaan yang berada dibawah kekuasaan Byzantium
(Romawi Timur). Penaklukan-penaklukan oleh pasukan Islam, dari ujung Armenia
hingga ke puncak gunung thurus sejak tahun 50 H, pada masa
kekhalifahan muawiyah, kaum muslim belum mampu menaklukkan konstantinopel,
walaupun telah dilakukan berulang kali usaha penyerangan. Setelah perang
maladzikr pada tahun 463 H yang dimenagkan oleh orang-orang saljuk dengan
kemenangan yang gemilang aas romawi, pengaruh kemenangan ini terus meluas ke
negeri Anatolia. Mereka saat itu telah memiliki pemerintahan yang terkemuka
yaitu pemerintahan romawi saljuk.
Anatolia kemudian jau ke tangan
Mongolia, setelah merebutnya dari saljuk romawi . maka terjadilah peperangan
antara Mongolia dank am muslimin dan ini terjadi pada tahun 641 H. setelah
kekalahan Mongolia pada perang ain jalut, tahun 658 H berangkatlah Zharir
Bibris ke saljuk Romawi dan Mongolia, menyusul kekalahan besar ini sebagai
pelajaran besar ini. Bersamaan dengan lemahnya Mongolia, pemerintahan Usmaniyah
lalu menguasainya pada masa yang berbeda
Orang-orang Usmaniyah bernasab pada
kabilah qobi yang berasal dari kabilah Ghizz Turkmaniyah yang beragama Islam
dari negeri Turkistan. ketika terjadi penyerbuan mongolia atas negeri itu,
kakek mereka (sulaiman) berhijrah ke negeri romawi, lalu ke syam dab ke irak.
Dan mereka tenggelam di sungai Eufrat.
Kabilah ini lalu terpecah-pecah.
Satu kelompok lalu kembali ke negeri asalnya. Dan satu kelompoknya bersama
dengan Erthoghul bin sulaiman. Nama Kerajaan Usmani diambil dari nama
putra Erthogrul. Ia mempunyai seorang putra yang bernama Usman yang lahir pada
tahun 1258. Nama Usman inilah yang kemudian lahir istilah Kerajaan Turki Usmani
atau Kerajaan Usmani. Pendiri Kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabila
Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara Negeri Cina, kemudian
pindah ke Turkistan, lalu ke Persia dan Iraq sekitar abad ke-9 dan 10.
Pada abad ke-13 M, Erthoghul pergi
ke Anatolia. Wilayah itu berada dibawah kekuasaan Sultan Alaudin II (Salajikoh
Alaudin Kaiqobad). Erthoghul membantunya melawan serangan dari Byzantium.
Ertoghul menang dan mendapatkan sebagian wilayah (Asyki Syahr) dari Alaudin
dari Byzantium dan sebagian hartanyamereka melarikan diri ke wilayah Barat
sebagai akibat dari serangan Mongol. mereka mencari tempat perlindungan dari
Turki Saljuk di daratan Tinggi Asia Kecil. Di bawah pimpinan Ertugrul, mereka
mengabdikan diri pada Sultan Alauddin II, Sultan Saljuk yang berperang melawan
Bizantium. Atas jasa baiknya, Sultan Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di
Asia Kecil, yang berbatasan dengan Bizantium dan memilih Syukud sebagai Ibu
kotanya.
Ertugrul meninggal dunia pada tahun
1289 M. kepemimpinannya dilanjutkan oleh putranya yang bernama Usman
(1281-1324), atas persetujuan Alauddin. Pada tahun 1300, bangsa Mongol
Menyerang Kerajaan Saljuk, dan Dinasti ini terpecah-pecah dalam beberapa
Dinasti kecil. Dalam kondisi kehancuran Saljuk inilah, Usman mengklaim
Kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang didudukinya, sekaligus
memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki Usmani. Dengan demikian, secara tidak
langsung mereka mengakui Usman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar
“Padinsyah Ali Usman”.
Setelah Usman mengakui dirinya
sebagai Raja Besar Keluarga Usman pada tahun 699 H/1300 M, secara bertahap ia
memperluas wilayahnya. Penyerangan awal dilakukan di sekitar daerah perbatasan
Bizantium dan Brussa (Broessa) dijadikan salah satu daerah yang menjadi objek taklukan.
Pada tahun 1317 M. wilayah tersebut dapat dikuasainya dan dijadikan sebagai ibu
kota pada tahun 1326 M.
2. RAJA-RAJA TURKI USMANI
Dalam masa kurang lebih 6 abad
(1294-1924), berkuasa, kerajaan turki usmani mempunyai raja sebanyak 40 orang
yang silih berganti, namun demikian, dalam makalah ini akan kami bahas beberapa
raja yang berpengaruh saja, diantaranya:
1. Sultan Ustman bin Urtoghal (699-726
H/ 1294-1326 M)
Pada tahun 699 H. Usman
melakukan perlusan kekuasaannya sampai ke Romawi Bizantium setelah ia
mengalahkan Alauddin Saljuk. Usman diberi gelar sebagai Padisyah Al-Usman (Raja
besar keluarga usman), gelar inilah yang dijuliki sebagi Daulah Usmaniyyah.
Usman berusaha memperkuat tentara dan memajukan negrinya. kepada raja-raja
kecil dibuat suatu peraturan untuk memilih salah satu dari tiga hal, yaitu:
1) Masuk Islam
2) Membayar Jizyah; atau
3) Berperang
2. Sultan Urkhan bin Utsman (726-761 H/
1326-1359 M)
Sultan Urkhan adalah putera Utsman
I. sebelum urkhan ditetapkan menjadi raja, ia telah banyak membantu perjuangan
ayahnya. Dia telah menjadikan Brousse sebagai ibu kota kerajaannya. Pada
masa pemerintahannya, dia berhsil mengalahkan dan menguasai sejumlah kota di
selat Dardanil. Tentara baru yang dibentuk oleh Urkhan I diberi nama Inkisyaiah.
Pasukan ini dilengkapi dengan persenjataan dan pakaian seragam. Di zaman inilah
pertama kali dipergunakan senjata meriam.
3. Sultan Murad I bin Urkhan (761-791
H/ 1359-1389 M)
Pengganti sultan Urkhan adalah
Sultan Murad I. selain memantapkan keamanan di dalam negrinya, sultan juga
meneruskan perjuangan dan menaklukkan bebrapa daerah ke benua Eropa. Ia
menaklukkan Adrianopel, yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaan yang
baru serta membentuk pasukan berkuda (Kaveleri). Perjuangannya terus
dilanjutkan dengan menaklukkan Macedonia, Shopia ibukota Bulgaria, dan seluruh
wilayah bagian utara Yunani.
Karena banyaknya kota-kota yang
ditaklukkan oleh Murad I, pada waktu itu bangsa Eropa mulai cemas. Akhirnya
raja-raja Kristen Balkan meminta bantuan Paus Urban II untuk mengusir kaum
muslimin dari daratan Eropa. Maka peperangan antara pasukan Islam dan Kristen
Eropa pada tahun 765 H (1362 M). Peperangan itu dimenangkan oleh pasukan Murad
I, sehingga Balkan jatuh ke tangan umat Islam. Selanjutnya pasukan Murad I
merayap terus menguasai Eropa Timur seperti Somakov, Sopia Monatsir, dan
Saloniki.
4. Sultan Bayazid I bin Murad ( 791-805
H/ 1389-1403 M)
Bayazid adalah putra Murad I. Ia
meneruskan perjuangan ayahnya dengan memperluas wilayahnya seperti Eiden,
Sharukan dan Mutasya di Asia Kecil dan negeri bekas kekuasaan Bani Saluki.
Bayazid sangat besar pengaruhnya, sehingga mencemaskan Paus. Kemudian Paus
Bonifacius mengadakan penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan perangan
ini yang merupakan penyebab terjadinya Perang
Salib.
Tentara Salib ketika itu terdiri
dari berbagai bangsa, namun dapat dilumpuhkan oleh pasukan Bayazid. Namun pada
peperangan berikutnya ketika melawan Timur Lenk di Ankara, Bayazid dapat
ditaklukkan, sehingga mengalami kekalahan dan ketika itu Bayazid bersama
putranya Musa tertawan dan wafat dalam tahanan Timur Lenk pada tahun 1403 M.
5. Sultan Muhammad I bin Bayazid
(816-824 H/ 1403-1421 M)
Kekalahan Bayazid membawa akibat
buruk terhadap penguasa-penguasa Islam yang semula berada di bawah kekuasaan
Turki Usmani, sebab satu sama lain berebutan, seperti wilayah Serbia, dan
Bulgeria melepaskan diri dari Turki Usmani. Suasana buruk ini baru berakhir
setelah Sultan Muhammad I putra Bayazid dapat mengatasinya. Sultan Muhammad I
berusaha keras menyatukan kembali negaranya yang telah bercerai berai itu
kepada keadaan semula.
6. Sultan Murad II bin Muhammad (
824-855 H/ 1421-1451 M)
Sepeninggalannya Sultan Muhammad I,
pemerintahan diambil alih oleh Sulatan Murad II. Cita-citanya adalah
melanjutkan usaha Muhammad I. yaitu untuk menguasai kembali daerah-daerah yang
terlepas dari kerajaan Turki Usmani sebelumnya. Daerah pertama yang dikuasainya
adalah Asia Kecil, Salonika Albania, Falokh, dan Hongaria.
Setelah bertambahnya beberapa daerah
yang dapat dikuasai tentara Islam, Paus Egenius VI kembali menyerukan Perang
Salib. Tentara Sultan Murad II menderita kekalahan dalam perang salib itu. Akan
tetapi dengan bantuan putranya yang bernama Muhammad, perjuangan Murad II dapat
dilanjutkan kenbali yang pada akhirnya Murad II kembali berjaya dan keadaan
menjadi normal kembali sampai akhir kekuasaan diserahkan kepada putranya
bernama Sultan Muhammad Al-Fatih.
7. Sultan Muhammad Al-Fatih (855-886 H/
1451-1481 M)
Setelah Sultan Murad II meninggal
dunia, pemerintahan kerajaan Turki Usmani dipimpin oleh putranya Muhammad II
atau Muhammad Al-Fatih. Ia diberi gelar Al-fatih karena dapat menaklukkan
Konstantinopel. Muhammad Al-Fatih berusaha membangkitkan kembali sejarah umat
Islam sampai dapat menaklukkan Konstantinopel sebagai ibukota Bizantium.
Konstantinopel adalah kota yang sangat penting dan belum pernah dikuasai
raja-raja Islam sebelumnya.
Muhammad Al-Fatih dianggap sebagi
pembuka pintu bagi perubahan dan perkembangan Islam yang dipimpin
Muhammad. Tiga alasan Muhammad menaklukkan Konstantinopel, yaitu:
1) Dorongan iman kepada Allah SWT, dan
semangat perjuangan berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw untuk menyebarkan
ajaran Islam.
2) Kota Konstantinopel sebagai pusat
kemegahan bangsa Romawi.
3) Negerinya sangat indah dan letaknya
strategis untuk dijadikan pusat kerajaan.
Usaha mula-mula umat Islam untuk
menguasai kota Konstantinopel dengan cara mendirikan benteng besar dipinggir
Bosporus yang berhadapan dengan benteng yang didirikan Bayazid. Benteng
Bosporus ini dikenal dengan nama Rumli Haisar (Benteng Rum).
Benteng yang didirikan umat Islam
pada zaman Muhammad Al-Fatih itu dijadikan sebagai pusat persediaan perang
untuk menyerang kota Konstantinopel. Setelah segala sesuatunya dianggap cukup,
dilakukan pengepungan selama 9 bulan. Akhirnya kota Konstantinopel jatuh ke
tangan umat Islam ( 29 Mei 1453 M) dan Kaisar Bizantium tewas bersama tentara
Romawi Timur. Setelah memasuki Konstantinopel terdapat sebuah gereja Aya Sofia
yang kemudian dijadikan Masjid bagi umat Islam.
Setelah kota Konstantinopel dapat
ditaklukkan, kota itu dijadikan sebagai ibukota dan namanya diganti
menjadi Istanbul. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan umat
Islam, berturut-turut pula diikuti oleh penguasaan Negara-negara sekitarnya
seperti Servia, Athena, Mora, Bosnia, dan Italia. Setelah pemerintahan Sultan
Muhammad, berturut-turut kerajaan Islam dipimpin oleh beberapa Sultan, yaitu:
1. Sultan Bayazid II (1481-1512 M)
2. Sultan Salim I (918-926 H/ 1512-1520 M)
3. Sultan Sulaiman (926-974 H/ 1520-1566 M)
4. Sultan Salim II (974-1171 H/ 1566-1573 M)
5. Sultan Murad III ( 1573-1596 M)
Setelah pemerintahan Sultan Murad
III, dilanjutkan oleh 20 orang Sultan Turki Usmani sampai berdirinya Republik
Islam Turki. Akan tetapi kekuasaan sultan-sultan tersebut tidak sebesar
kerajaan-kerajaan sultan-sultan sebelumnya. Para sultan itu lebih suka
bersenang-senang., sehingga melupakan kepentingan perjuangan umat Islam.
Akibatnya, dinasti turki Usmani dapat diserang oleh tentara Eropa, seperti
Inggris, Perancis, dan Rusia. Sehingga kekuasaan Turki Usmani semakin lemah dan
berkurang karena beberapa negri kekuasaannya memisahkan diri,diantaranya
adalah:
1. Rumania melepaskan diri dari Turki
Usmani pada bulan Maret 1877 M.
2. Inggris diizinkan menduduki Siprus
bulan April 1878 M.
3. Bezarabia, Karus, Ardhan, dan Bathum
dikuasai Rusia.
4. Katur kemudian menjadi daerah
kekeusaan Persia.
Lebih jelasnya kekhalifahan dinasti kerajaan Turki Usmani sebagaimana tabel dibawah
ini :
No.
|
Nama Khilafah
|
Tahun Pengangkatan (Masehi)
|
1
|
Utsman I
|
1281
|
2
|
Orhan
|
1324
|
3
|
Murad I
|
1306
|
4
|
Bayazid I
|
1389
|
Peralihan
Kekuasaan
|
1402
|
|
5
|
Muhammad I
|
1413
|
6
|
Murad II
|
1421
|
7
|
Muhammad II
|
1444
|
8
|
Murad II (menjabat yang kedua kalinya)
|
1446
|
9
|
Muhammad
II (menjabat ketiga kalinya)
|
1451
|
10
|
Bayazid II
|
1481
|
11
|
Saim I
|
1512
|
12
|
Sulaiman I
|
1520
|
13
|
Salim II
|
1566
|
14
|
Murad III
|
1574
|
15
|
Muhammad III
|
1594
|
16
|
Ahmad I
|
1603
|
17
|
Musthofa I
|
1617
|
18
|
Utsman II
|
1618
|
19
|
Musthofa I
(menjabat kedua kalinya)
|
1622
|
20
|
Murad IV
|
1623
|
21
|
Ibrahim
|
1640
|
22
|
Muhammad
IV
|
1648
|
23
|
Sulaiman
II
|
1678
|
24
|
Ahmad II
|
1691
|
25
|
Musthofa II
|
1695
|
26
|
Ahmad III
|
1703
|
27
|
Mahmud I
|
1730
|
28
|
Utsman III
|
1754
|
29
|
Musthofa III
|
1757
|
30
|
Abdul Hamid I
|
1774
|
31
|
Salim III
|
1789
|
32
|
Musthofa IV
|
1807
|
33
|
Mahmud II
|
1808
|
34
|
Abdul Majid I
|
1839
|
35
|
Abdul Aziz
|
1861
|
36
|
Murad V
|
1876
|
37
|
Abdul Hamid II
|
1876
|
38
|
Muhammad
Rasyid V
|
1909
|
39
|
Muhammad
Wahid al-Din
|
1918
|
40
|
Abdul
Majid II (hanya bergelar sebagai khalifah)
|
1914
|
3. KEMAJUAN TURKI USMANI
1. ASPEK KEKUASAAN WILAYAH
Sepeninggal Sultan Usman pada Tahun
1326 M, Kerajaan dipimpin oleh anaknya Sultan Orkhan I (1326-1359 M). Pada masanya berdiri Akademi
militer sebagai pusat pelatihan dan pendidikan, sehingga mampu menciptakan
kekuatan militer yang besar dan dengan mudahnya dapat menaklukan. Sebagian
daerah benua Eropa yaitu, Azmir (Shirma) tahun 1327 M,
Tawasyanli 1330 M, Uskandar 1338 M, Ankara 1354 M dan Galliopoli 1356 M.
Ketika Sultan Murad I (1359-1389 M) pengganti orkhan naik. Ia
memantapkan keamanan dalam negeri dan melakukan perluasan ke benua
Eropa dengan menaklukan Adrianopel (yang kemudian menjadi ibu kota kerajaan
baru), Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh bagian utara Yunani. Merasa cemas
dengan kesuksesan Kerajaan Usmani, negara Kristen Eropa pun bersatu yang
di pimpin oleh Sijisman memerangi kerajaan, hingga terjadilah pertempuran di
Kosovo tahun 1389 M, namun musuh dapat di pukul mundur dan di hancurkan .
Pada tahun 1389 M, Sultan Bayazid naik tahta (1389-1403 M), Perluasan berlanjut dan
dapat menguasai Salocia, morea, Serbia, Bulgaria, dan Rumania juga pada tahun
1394 M, memperoleh kemenangan dalam perang Salib di Nicapolas. Selain
menghadapi musuh-musuh Eropa, Kerajaan juga dipaksa menghadapi pemberontak yang
bersekutu dengan Raja islam yang bernama Timur Lenk di samarkand. Pada tahun
1402 M. pertempuran hebat pun terjadi di Ankara, yang pada akhirnya
Sultan Bayazid dengan kedua putranya Musa dan Erthogrol, tertangkap dan
meninggal di tahanan pada tahun 1403 M. Sebab kekalahan ini Bulgaria dan Serbia
memproklamirkan kemerdekaannya.
Setelah Sultan Bayazid meninggal,
terjadi perebutan kekuasaan diantara putra–putranya (Muhammad, isa dan
sulaiman) namun diantara mereka Sultan
Muhammad I yang naik tahta(1403-1421
M), di masa pemerintahannya ia berhasil menyatukan kembali
kekuatan dan daerahnya dari bangsa mongol, terlebih
setelah Timur lenk meninggal pada tahun 1405 M.
Pada tahun 1421 M, Sultan Muhammad
meninggal dan di teruskan oleh anaknya, Sultan
Murrad II (1421-1484 M) mencapai banyak kemajuan pada masa Sultan Muhammad II/ Muhammad Al Fatih
(1451-1484 M) putra Murrad II, dapat mengalahkan Bizantium
dan menaklukan Konstantinopel. Setelah Beliau meninggal di gantikan oleh
putranya Sultan Bayazid II, berbeda dengan Ayahnya, yang lebih mementingkan
kehidupan Tasawuf dari pada penaklukan wilayah, sebab itu muncul
kontroversial akhirnya ia mengundurkan diri dan di gantikan putranya
Sultan Salim I
Pada masa Sultan Salim I (1521-1520 M) terjadi
perubahan peta arah perluasan, memfokuskan pergerakan ke arah timur
dengan menaklukan Persia, Syiria hingga menembus Mesir di Afrika Utara
yang sebelumnya di kuasai mamluk.
Setelah Sultan Salim I Meninggal,
Muncul Putranya Sultan Sulaiman I
(1520-1566 M)sebagai Sultan yang mengantarkan Kerajaan Turki Usmani pada
masa keemasannya, karena telah berhasil menguasai daratan Eropa hingga Austria,
Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania, Afrika Utara
hingga Mesir, Aljazair, Libia, Dan Tunis. Asia hingga Persia, Amenia, Siria.
meliputi lautan Hindia, Laut Arabia, Laut Tengah, Laut Hitam. juga
daerah-daerah di sekitar kerajaan seperti Irak, Belgrado, Pulau Rodes, Tunis,
Budapest dan Yaman.
2. ASPEK PEREKONOMIAN
Tercatat beberapa kota yang maju
dalam bidang industri diantaranya :
a) Mesir sebagai pusat produksi kain
sutra dan katun
b) Anatoli selain sebagai pusat
produksi bahan tekstil dan kawasan pertanian yang subur, juga menjadi pusat
perdagangan dunia pada saat itu
3. ASPEK ILMU PENGETAHUAN
1) Tempat pendidikan
Secara umum pada masa dinasti
usmaniyah tidak terlalu memfokuskan perhatian terhadap ilmu pengetahuan,
sehingga mengakibatkan Bidang ilmu pengetahuan kurang begitu menonjol,
tidak seperti Dinasti Islam sebelumnya, akan tetapi ada beberapa titik
kemajuan yang terlihat yaitu pada masa sultan Muhammad Al-Fatih. Dimana tersebarnya
sekolah-sekolah di semua kota besar dan
daerah terpencil. juga terdapat perpustakaan
yang dibangun di sekitar sekolah dengan pengelolaan sangat tertib, terbukti
dengan keteraturan catatan peminjaman
2) Penerjemahan kitab-kitab
Pada masa sultan al-fatih telah
dilakukan penerjemahan khazanah-khazanah lama dari bahasa yunani, latin, Persia
dan arab kedalam bahasa turki, salah satu buku yang diterjemahkan adalah
masyahir al-rijal (orang-orang terkenal) karya poltark, buku-buku lainnya yang
diterjemahkan ke bahasa turki adalah buku karangan abu al-qasim al-zaharowi
al-andalusi, seorang ahli kedokteran yang berjudul al-tashrif fi al-thibbi.
Buku ini kemudian diberi tambahan pembahasan alat-alat untuk bedah dan posisi
pasien tatkala terjadi operasi bedah
4.
KEMAJUAN dan KEBIJAKAN EKONOMI
Selama
perjalanan sejarah pemerintahan Turki Usmani, ekonomi merupakan salah satu
aspek penting dalam upaya mempertahankan keutuhan negara. Pembentukan sistem
sebagai sebuah elemen penting dalam menghadapi gejolak perekonomian pada saat
itu, serta dilengkapi seperangkat kebijakan khusus, secara teoritis adalah
upaya pemerintah Turki Usmani untuk meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi di
seluruh wilayah kekuasaannya.
Kesimpulan
tentang pokok-pokok kebijakan dan kegiatan ekonomi dalam perekonomian, serta
peranan pemerintah Turki Usmani dalam perekonomian negara adalah sebagaimana di
bawah ini:
1. Pokok-pokok
kebijakan ekonomi pemerintahan Turki Usmani adalah
a.
Penerapan sistem ekonomi sentralistik.
b.
Penyusunan regulasi sebagai dasar hukum dalam menjalankan perekonomian.
c.
Manajemen ekonomi di seluruh wilayah kekuasaannya.
2. Peranan pemerintah Turki Usmani dalam
perekonomian negaranya adalah, secara langsung menjalankan fungsi sebagai induk
pasar, yaitu secara langsung ikut dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
Adapun
faktor-faktor khusus yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan kebijakan
itu antara lain adalah:
1.
Gairah negara yang amat terpengaruh oleh kebijakan penguasa (sultan),
akan pengusaan sumber-sumber ekonomi, terutama melalui penaklukkan dan perdagangan.
2.
Keadaan buruk ekonomi negara akibat praktek buruk pejabat.
3.
Adanya persaingan politik yang berimbas pada ekonomi antar negara utama pada
waktu itu, yaitu antara Turki Usmani-Shafawiyah-Sa’diyah-Venezia- Rusia-Spanyol-Portugis-Perancis
dan Hapsburg.
4.
Adanya perintah agama akan pemberdayaan dan manajemen ekonomi.
Setelah
diketahui kesimpulan tersebut, maka hendaknya diketahui pula kelemahan dasar
dari kebijakan ekonomi yang telah diterapkan di dalam tubuhnya sendiri, yaitu
antara lain:
1.
Orientasi utama kehidupan ekonomi negara, yang ditopang oleh militer dengan
penaklukkan atau dengan kata lain dari ghanīmah, terlalu kecil untuk pembiayaan
negara. Orientasi tersebut pada akhirnya menyebabkan stagnasi perekonomian dan
pemerintahan di kemudian hari, meskipun pada saat itu amat berhasil.
2.
Poin di atas mempengaruhi orientasi kehidupan ekonomi pemerintah, terutama
sektor ekonomi agrikultur, yang menjadi bagian terbesar dari kondisi geografis
kekuasaan Turki Usmani.
3.
Ketidak-mampuan negara dalam mengatur dan mengontrol sistem ekonomi yang
diterapkannya, terutama di wilayah-wilayah yang jauh, seperti wilayah vassal ataupun wilayah-wilayah otonom dan yang secara
sukarela menjadi bagian dari pemerintahan Turki Usmani.
4.
Keburukan birokrasi, karena ada sebagian pejabat yang ingin segera naik pangkat,
memanfaatkan jabatannya, ataupun kekurangan negara dalam hal pembiayaan gaji
pegawai, terutama pada militer.
5.
Asas sentralistik birokrasi dan regulasi, yang menjadi sebab utama kemunduran
ekonomi negara di masa yang akan datang.
6.
Ketidak-mampuan dan ketidak-mauan rakyatnya dalam menjalankan regulasi ekonomi
yang dikeluarkan pemerintah. Hal utama yang menjadi permasalahan adalah
perbedaan kehidupan ekonomi di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah, yang
terlihat dalam hal penggunaan mata uang dan karena selalu berubahnya batas
wilayah kekuasaan Turki Usmani.
Kebijakan
tidak akan pernah terwujud tanpa regulasi, sedangkan regulasi tidak akan pernah
berjalan tanpa manajemen. Manajemen sendiri tidak akan pernah terpikirkan tanpa
ada ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan tidak akan pernah didapat tanpa ada
pendidikan, yang tidak akan pernah tercapai kecuali ada kekurangan di masa
lalu, dan hal itu merupakan sejarah, yang jika buruk tak akan pernah diulangi
dan mengambil yang baik untuk diterapkan kembali di masanya.
Kebijakan
ekonomi sendiri setidaknya mengandung empat faktor utama, yaitu:
1. Stabilitas
negara di bidang politik dan ekonomi.
2. Pemenuhan
hajat hidup orang banyak di dalam negara.
3. Hegemoni
politik, yaitu dengan penguasaan teritorial ataupun penguasaan sumber-sumber
ekonomi, baik melalui militer maupun perjanjian damai yang menguntungkan.
4. Menunaikan
perintah agama
5. RUNTUHNYA KERAJAAN TURKI USMANI
a) Faktor-Faktor Keruntuhan Khilafah Usmaniyah
(974-1171 H/1566-1757 M)
Kenaikan Sultan Salim II (1566-1574)
telah dianggap sebagai permulaan keruntuhan Turki Usmani dan berakhrnya zaman
keemasannya. Hal ini ditandai dengan melemahnnya semangat perjuangan
prajurit usmani yang menyebabkan sejumlah kekalahan dalam pertempuran menghadapi
mmusuh-musuhnya.
Pada tahun 1774, penguasa Usmani,
Abdul Hamid menandatangani perjanjian dengan Rusia yang berisi pengakuan
kemerdekaan Crimenia dan penyerahan benteng-benteng pertahanan di laut hitam
serta memberikan izin kepada rusia untuk melintasi selat antara laut hitam
dengan laut putih
b) Faktor-faktor keruntuhan kerajaan
turki usmani dikategorikan menjadi :
1. Faktor internal
·
Karena luas
wilayah kekuasaan serta buruknya system pemerintahan, sehingga hilangnya
keadilan, banyaknya korupsi dan meningkatnya kriminalitas
·
Heterogenitas
penduduk dan agama.
·
Kehidupan
istimewa yang bermegahan.
·
Merosotnya
perekonomian negara akibat peperangan yang pada sebagian besar peperangan turki
mengalami kekalahan.
2. Faktor Eksternal
·
Munculnya
gerakan nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan turki selama
berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti tersebut. Kemudian ketika turki
mulai lemah mereka bangkit untuk melawannya.
·
Terjadinya
kemajuan teknologi di barat khususnya bidang persenjataan. Turki selalu
mengalami kekalahan karena mereka masih menggunakan senjata tradisional,
sedangkan wilayah barat seperti eropa telah menguunakan senjata yang lebih maju
lagi.
3 komentar
Click here for komentarSaya sangat senang banyak yang menulis mengenai sejarah Turki dan Usmani. Blog saya banyak berisi info mengenai sejarah Turki. Cek di http://frialsupratman.blogspot.co.id/, Salam.
ReplyYang nulis agak kurang jelas, to asyik
ReplyYg nulis agak kurang jelas, kta"ny ad yg dibolak balikan gk karuan, tp asyik jg.
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon